MAKLUMAN :


widgeo.net

Friday, January 30, 2009

Fatwa Ulama-Ulama Al Azhar: “Haram Berdamai dengan Israel”


Perihal Israel (Yahudi) ini telah pun ada Fatwa yang telah di keluarkan oleh Jawatankuasa Fatwa Ai-Azhar.

Pada hari Minggu, 18 Jumadal Awal 1375 H/Januari 1956 M, Jawatankuasa Fatwa Al-Azhar mengadakan pertemuan khusus yang diikuti oleh anggota dewan ulama-ulama Al-Azhar dan dipimpin oleh Prof. Sheikh Mohammed Hassanein Makhlouf, salah seorang ulama ulong Al-Azhar, yang juga mantan mufti Mesir. Pertemuan itu dihadiri oleh Syaikh Isa Manun, Dekan Fakulti Syariah dari Mazhab Syafi'i, Syaikh Mahmoud Shaltout, dari Mazhab Hanafi, Sheikh Mohamed Thaneikhi, Pengarah Badan Dakwah dan Bimbingan Keagamaan, dari mazhab Maliki, Syaikh Muhammad Abdul Lathif As-Subki, Pengarah Penyelidikan Universitas Al-Azhar dari mazhab Hanbali dan Syaikh Zakaria Al-Birri, Bahagian Jawatankuasa Fatwa.

Fatwa yang dikeluarkan adalah seperti berikut:

Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Swt, Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw, dan juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Jawtankuasa Fatwa Al-Azhar Asy-Ayarif telah menilai beberpa pertanyaan tentang pandangan Syariat Islam berkaitan hukum berdamai dengan Israel yang telah merampas tanah Palestin, kemudian mengusir penduduknya, membunoh para wanita, anak-anak, orang tua dan pemuda, merampas harta benda mereka dan melakukan perbuatan-perbuatan keji di tempat-tempat ibadah dan tempat suci kaum muslimin.

Juga tentang hukum berteloransi dan tolong menolong dengan negeri-negeri yang membantu Yahudi dalam menyerang Negara Islam, membantu mereka dengan sokongan politik dan bantuan untuk mendirikan negara Yahudi di tengah-tengah kawasan negara-negara Islam. Dan juga tentang hukum bersekongkol dengan negara-negara Barat yang tujuannya tidak lain agar Yahudi dapat menguasai Palestin.

Dan juga tentang tanggongjawab kaum muslimin terhadap tanah Palestin dan agar mengembalikan rakyat Palestin yang terusir dari negeri mereka, serta tanggongjawab kaum muslimin terhadap perancangan Israel memperluas tanah jajahannya dalam usaha mereka untuk mengembalikan semua suku dan bangsa Yahudi ke Palestin.

Jawatankuasa Fatwa menyatakan bahwa perdamaian dengan Israel sebagaimana yang dinginkan oleh orang-orang yang menyeru kepada hal tersebut tidak diperbolehkan secara hukum syara', karena di dalamnya seolah-olah merestuai terhadap penjajahan ke atas Palestin. Padahal semua agama samawi dan agama-agama bukan samawi sepakat mengharamkan penjajahan dan mewajibkan dikembalikannya tanah jajahan kepada pemiliknya. Jawatankuasa Fatwa juga menyerukan kepada pemilik hak (rakyat Palestin) untuk membela dan merebut haknya. Karena di dalam Hadits ditegaskan, "Barang siapa yang terbunuh karena membela kehormatannya maka ia syahid." Dalam Hadits lain, "Bagi tangan (pemilik) apa yang diambilnya (dimilikinya) sampai dikembalikan."

Maka tidak boleh bagi kaum muslimin untuk berdamai dengan Yahudi yang merampas tanah Palestin, menzalimi rakyatnya dan mengambil secara paksa harta benda mereka kerana ianya boleh mengokohkan Yahudi untuk tetap tinggal di tanah Palestin dan mendirikan sebuah negara di atas tanah suci negeri Islam ini. Bahkan wajib bagi orang-orang Islam semuanya untuk saling membantu tanpa memandang suku, bangsa, perbedaan bahasa dan warna kulit untuk mengembalikan rakyat Palestin ke negeri mereka, menjaga kesucian masjid Al-Aqsha yang merupakan tempat turunnya wahyu, tempat nabi-nabi bersolat yang diberkati oleh Allah Swt, dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah Islam dari tangan Yahudi.

Wajib bagi setiap orang Islam untuk menolong para mujahidin dengan senjata dan kekuatan untuk berjihad, dan hendaknya mereka mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mensucikan negeri Islam dari tangan penjajah yang zalim. Allah Swt berfirman:
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدْوَّ اللّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تُظْلَمُونَ ﴿٦٠﴾
"Dan persiapkanlah bagi mereka (musuh-musuh Allah) kekuatan, apa saja yang engkau bisa, dan dari kuda-kuda perang yang ditambat, yang dengannya engkau membuat gentar musuh Allah dan musuh kalian..." (At-Anfal: 60)

Barang siapa yang tidak mendukung hal ini atau tidak mengendahi atau mencela kaum muslimin karenanya, atau mengajak kepada hal-hal yang dapat memecah belah persatuan kaum muslimin, dan mendukong usaha-usaha negara-negara Barat dan Zionis untuk merealisasikan rencana mereka terhadap negara-begara Arab dan Islam, terutama negara Palestin ini, maka dia dalam hukum Islam telah keluar dari Jama'atul Muslimin dan telah melakukan dosa yang besar.

Telah dimaklumkan bahawa Yahudi selalu berbuat tipudaya terhadap Islam, kaum muslimin dan negara-negara Islam, sejak dari zaman kenabian sampai sekarang, dan bahawasanya mereka tidak cukup sekedar menzalimi rakyat palestin dan mengotori Masjid Al-Aqsha saja, melainkan, rencana besar mereka adalah menguasai seluruh wilayah negara-begara Islam yang berada di antara sungai Nil dan Eufrat. Maka wajib bagi kaum Muslimin untuk membela negeri-negeri Islam dan menyelamatkannya dari tangan-tangan penjajah Zionis. Allah Swt berfirman:
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ
"Dan berpegang teguhlan kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah..." (Ali Imran: 103)

Adapun bekerjasama dengan negara-negara yang membantu Yahudi dengan kelengkapan dan persenjataan sehingga mereka tetap berada di tanah kaum muslimin, hal itu tidak diperbolehkan menurut syara’, karena ianya merupakan usaha saling bantu-membantu dalam kezaliman dan mendukung permusuhan terhadap Islam dan negeri-negeri Islam. Allah Swt berfirman,
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿٩﴾
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan teman orang-orang yang memerangi kamu dan mengeluarkan kamu dari negerimu sendiri serta orang-orang yang membantu orang lain untuk mengusir kamu. Barang siapa yang mendukung mereka, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Al-Mumtahanah: 9)

Dalam ayat lain Allah berfirman,
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٢٢﴾
“Tidak akan engkau temukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir yang mencintai orang-orang yang melawan Allah dan Rasulnya, walau mereka adalah bapa, anak, saudara dan keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah ditetapkan oleh Allah iman dalam hatinya dan menguatkannya dengan pertolongan dari pada-Nya, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan merekapu ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Mujadalah: 22)

Membantu musoh Islam baik dengan pikiran, senjata dan kekuatan, samada secara sembunyi atau terang-terangan, langsung atau tidak langsung, semua itu diharamkan bagi setiap muslim apapun alasannya. (SN/IKH)

Wallahualam
(Ehsan: Eramuslim)

No comments:

LinkWithin

Blog Widget by LinkWithin